Yehezkiel 30

Merendahkan Diri di Hadapan Allah

1 Juli 2022
Pengantar Redaksi untuk GeMA edisi Juli-Agustus 2022


Salam sejahtera dalam kasih Kristus.

Setelah bergumul menghadapi pandemi Covid-19 sekitar dua setengah tahun, akhirnya kita berhasil memasuki masa akhir pandemi. Hampir semua orang kehilangan keluarga atau teman dekat pada masa pandemi ini. Cara kita berinteraksi dipaksa untuk berubah. Pertemuan tatap muka diganti dengan pertemuan di dunia maya. Bersalaman dan berkumpul--kecuali dalam keluarga--menjadi berisiko dan sedapat mungkin harus dihindarkan. Yang paling berdampak terhadap kerohanian kita adalah masalah ibadah tatap muka yang harus diganti dengan ibadah secara daring via youtube. Ibadah secara daring ini menyerang satu unsur penting dalam kerohanian kita, yaitu unsur persekutuan. Kita kehilangan "rasa" bahwa kita adalah satu umat yang beribadah bersama kepada Allah. Agama menjadi urusan individual. Penerapan perintah saling mengasihi menjadi semakin abstrak. Pelayanan gereja menjadi harus ditata ulang. Kita berharap bahwa pandemi ini bisa segera dinyatakan berakhir, sehingga kita bisa mulai menata kebiasaan hidup yang baru pasca pandemi.

Pada edisi ini, kita akan bersama-sama membaca serta merenungkan 19 pasal terakhir kitab Yehezkiel, 27 pasal kitab Mazmur, kitab Daniel, Surat 1-3 Yohanes, dan Surat Yudas. Melalui kitab Daniel, kita diingatkan bahwa walaupun bangsa Yehuda berhasil dikalahkan dan ditawan oleh bangsa Babel, tidak berarti bahwa Allah telah dikalahkan oleh dewa bangsa Babel. Riwayat Daniel dan ketiga kawannya memperlihatkan bahwa Allah tetap berdaulat. Umat Yehuda berhasil ditawan bukan karena Allah tidak sanggup melindungi umatnya, melainkan karena Allah ingin menghukum umat-Nya yang telah mengkhianati Dia dengan menyembah ilah-ilah lain. Ketiga surat Yohanes membahas tentang kasih dan kebenaran. Seorang yang benar-benar memercayai Allah harus hidup dalam kasih dan kebenaran. Hidup dalam kebenaran berarti memiliki kepercayaan yang sesuai dengan ajaran Kitab Suci. Hidup dalam kasih berarti hidup kita digerakkan oleh kasih Allah untuk mengasihi sesama. Kasih kita kepada sesama yang kelihatan merupakan bukti dari kasih kita kepada Allah yang tidak dapat kita lihat dengan mata jasmani. Terima kasih kepada semua penulis, penerjemah, dan editor bahasa Mandarin yang telah bersusah payah mempersiapkan GeMA edisi ini. Semoga GeMA edisi ini menjadi berkat bagi seluruh pemakai renungan GeMA.





Renungan GeMA 1 Juli 2022
Merendahkan Diri di Hadapan Allah

Nabi Yehezkiel meratapi kenyataan bahwa hari TUHAN sudah dekat. Hari TUHAN ini merupakan hari yang gelap bagi beberapa negara karena "Hari TUHAN" adalah hari penghukuman, saat TUHAN bertindak secara dramatis di dalam sejarah. Walaupun frasa "hari TUHAN" biasanya menggambarkan akhir zaman, tetapi dalam hal penghukuman atas Mesir, hari TUHAN itu segera datang. Musuh akan menyerang Mesir, membunuh rakyatnya, merampas kekayaannya, dan meruntuhkan dasar-dasarnya. Tetangganya, yaitu Etiopia, akan putus asa ketika hal ini terjadi karena Etiopia adalah sekutu Mesir. Sekutu Mesir lainnya juga akan jatuh, yaitu Put, Lud, seluruh tanah Arab, Libia, dan orang-orang dari negeri yang bersekutu dengan mereka. Orang-orang dari negara-negara ini mendukung Mesir sebagai tentara bayaran. Orang-orang Yehuda yang melarikan diri ke Mesir akan menderita karena mereka menentang kehendak Allah yang menghendaki agar mereka menyerah kepada bangsa Babel.

TUHAN berkata bahwa Dia akan membuat kekayaan Mesir yang sangat besar lenyap saat Dia mengirim Raja Nebukadnezar untuk menghancurkan Mesir. TUHAN menyebabkan kanal-kanal Sungai Nil mengering akibat peperangan. Kanal irigasi di Mesir membutuhkan perhatian dan pemeliharaan yang terus-menerus. Akan tetapi, saat perang, orang Mesir tidak memiliki kesempatan untuk memelihara kanal irigasi itu. Akibatnya, Mesir akan berhenti memproduksi makanan. Orang Babel akan mengambil alih Mesir dan menghancurkannya.

TUHAN berjanji untuk menghancurkan berhala-berhala Mesir. Penelitian menunjukkan bahwa ada lebih dari 1.200 dewa di Mesir. Orang Mesir menganggap Firaun sebagai inkarnasi dewa. Akan tetapi, TUHAN berkata bahwa tidak akan ada lagi raja atas Mesir, sebab bangsa asing akan menguasai negeri itu. Orang Mesir akan sangat ketakutan. Daftar nama kota-kota yang dihancurkan (30:13-19) menunjukkan luasnya kehancuran. Berita itu merupakan pesan yang sangat jelas kepada umat Yehuda agar mereka tidak mengandalkan bantuan Mesir untuk melawan Babel. Mesir jatuh karena sombong dan menyembah berhala.

Kepada siapa atau kepada apa Anda bergantung? Apakah Anda lebih memercayai Tuhan yang keperkasaan-Nya telah terbukti atau Anda lebih memercayai manusia yang lemah dan fana? Apakah Anda memiliki "berhala" yang harus segera disingkirkan? [Pdt. Sumito Sung]

Pokok Doa
1. Proses pengusulan Calon Sementara Penatua di masing-masing Jemaat GKY.
2. Proses Pergantian Gembala di GKY Jemaat Teluk Gong, GKY Jemaat Sunter.
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh.
Yakobus 5: 16
www.gky.or.id | Gereja Kristus Yesus Copyright 2019. All rights Reserved. Design & Development by AQUA GENESIS Web Development & Design